Teori kebenaran korespondensi merupakan teori yang memiliki pandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi ( berhubungan ) terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju kepada pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar apabila ada kesesuaian di antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan sebuah kebenaran (fakta).
Berfikir korespondensi yaitu adalah berfikir mengenai terbuktinya sesuatu itu adalah relevan ( hal-hal yang berkaitan) dengan sesuatu yang lain. Korespondensi relevan dibuktikan dengan adanya kejadian yang searah/sejalan atau berlawanan arah antara kenyataan dengan fakta yang sudah diharapkan.
Teori kebenaran koherensi
Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang berdasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Teori koherensi biasanya juga disebut dengan teori konsistensi, yaitu teori yang mengatakan, suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar secara logis dan jelas.
Salah satu dasar teori koherensi ini yaitu adalah hubungan logis dari suatu proposisi dengan proposisi yang sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang disuarakan, dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan.
Teori kebenaran pragmatis
Teori kebenaran pragmatis yaitu adalah teori yang memiliki pandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, dan personal atau sosial. Teori pragmatis berkata bahwa pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Maksudnya, yaitu suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.