ESSAY GEOGRAFI
LONGSOR
DESA SIJEMBLUNG
Oleh:
Havid
Adhitama (15)
Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara
SMA
Negeri 1 Banjarnegara
Bencana tanah longsor
terjadi pada hari Jumat malam (12/12). Di dusun Jemblung, desa sampang,
kecamatan karangkobar, Banjarnegara
Hujan yang terus turun
selama dua hari menyebabkan bukit di daerah dusun jemblung itu longsor dan
menyapu dusun yang berpenduduk lebih dari 300 orang itu. Sekitar 200 orang
dapat menyelamatkan diri, 95 orang dinyatakan tewas sisanya dinyatakan hilang
sampai saat ini, di tengah upaya pencarian oleh tim gabungan dari TNI, Polri,
Badan Sar, PMI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan sejumlah organisasi
masyarakat di bidang kebencanaan.
Menurut pakar Mitigasi
bencana alam dari jurusan tekhnik geologi, fakultas tekhnik universitas jendral
sudirman (unsoed) purwokerto, Indra permanajati mengemukakan bahwa longsor
jemblung terjadi karena faktor geologis yang meliputi adanya morfologi yang curam
berupa perbukitan dengan ketinggian mencapai 400 meter.
Menurut ilmu geografi,
bukit yang berbentuk cekung akan sangat memungkinkan material bukit akan
longsor karena tegangan teganagan yang terjadi dalam lereng besar, apalagi pada
musim hujan beban air semakin berat sehingga mempercepat longsor terjadi.
1. Dari masalah yang dikaji, penyebab
terjadinya tanah longsor antara lain,
a. Hujan
hujan lebat yang terjadi di awal musim sekitar
bulan November dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah air
akan masuk dan terakumulasi atau terbendung dibagian dasar lereng sehingga
menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada pohon dipermukaan kelongsoran dapat
dicegah karena air akan diserap oleh pepohonan tersebut, akar tumbuhan juga
berfungsi sebagai pengikat tanah.
b. Lereng terjal
Lereng yang terjal akan
memperbesar gaya pendorong, lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air
sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyaka sudut lereng yang menyebabkan
tanahg longsor adalah 180’ apabila ujung lerengnya terjal dan bidang
longsoranya mendatar seperti bentuk bukit telaga lele didusun jembulng
tersebut.
c. Susut muka air danau
(bendungan)
Akibat susutnya muka air
yang cepat didanau maka gaya penahan lereng menjadi hilang karena air yang
susut tersebut masuk kedalam tanah dan kepadatan tanah yang telah bercampur
dengan air tersebut menjadi berkurang seperti
yang terjadi di dusun jemblung, sebelum terjadi longsor, air telaga yang
berada di bukit tersebut hilang terserap tanah yang retak didasar telaga,
sehingga terjadi longsor.
d. Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak
terjadi didaerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air
dilereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat
butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga
mudah terjadi longsor.
2. Alternatif pemecahan
Untuk mengatasi adanya
tanah longsor tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan konservasi, baik
konservasi hutan maupun konservasi tanah.
a. Konservasi hutan dapat
dilakukan dengan cara:
1. Reforestrasi (penghutanan
kembali) dihutan gundul
2. Melakukan kegiatan
penghijauan terutama di wilayah yang gundul
3. Menerapkan konsep tebang
pilih
b. Konservasi tanah dapat
dilakukan dengan:
1. Membuat sengkedan agar
tanah tidak terkikis oleh angin dan air hujan.
2. Melakukan penghijauan
disekitar sengkedan.