VAw4HBTsJIe15camAdLyxmr6Gko2NgDKdvrlkFP2

Kebudayaan Sebagai Isi Pendidikan



Pendidikan dan kebudayaan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi pendidikan ialah proses pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia. Proses pendidikan dalarn arti demikian, sangat umum. Dalam masyarakat modern dimana kebudayaan itu amat kompleks, agaknya fungsi dan tanggung jawab pendidikan rnakin besar dan sukar.

Pendidikan, terutama pendidikan tinggi memusatkan program aktivitasnya pada pengoperan, pengembangan atau pembinaan ilmu dan research (penelitian). Atau di negara Indonesia tersimpul dalam tridharma perguruan tinggi pendidikan, pengajaran, penelitian, pengembangan, dan pengabdian pada masyarakat. Wujud kebudayaan yang menjadi isi (curriculum) pendidikan dikenal sebagai ilmu pengetahuan (knowledge). Karena luasnya scope kebudayaan dibandingkan dengan keterbatasan waktu, maka demi suksesnya fungsi pendidikan harus ada ketetapan unsur kebudayaan apa yang urgen dididikkan. Program pendidikan dibatasi oleh tujuan yang hendak dicapai sebagai target. Demikian pula kemampuan dan rninat individual, mernbatasi bidang apa yang hendak dipilih seseorang sebagai lapangan pendidikannya. Faktor-faktor inilah yang melahirkan bidang-bidang atau jurusan-jurusan pendidikan atau keahlian seseorang. Sejalan dengan hal-hal tersebut di atas berkembanglah apa yang dikenal sebagai ilrnu pengetahuan. Secara teknis dapat dikemukakan pada bagian ini apakah definisi ilmu (knowledge) yang amat erat hubungannya dengan pendidikan.

Menurut Webster‟s new World Dictionary
“Ilmu pengetahuan : semua yang telah diamati atau dimengerti oleh jiwa (pikiran) belajar dan sesuatu yang telah jelas”
Menurut “Dictionary of Philosophy” oleh Runes
Pengetahuan : Berhubungan dengan tahu (yang diketahui). Kebenaran yang dimengerti. Lawan dari pendapat. Ilmu pengetahuan tertentu lebih daripada pendapat, tetapi di bawah tarafnya jika dibandingkan dengan kebenaran.
 Menurut “American Peoples Encyclopedia.”

Ilmu pengetahuan, suatu kesadaran penuh dan terbutikan dan suatu kebenaran mengenai sesuatu : bersifat praktis, suatu kesadaran yang teratur, tersusun tentang apa pun yang secara definitif dapat diterima sebagai realita. Pengertian knowledge (ilmu pengetahuan) di atas ialah meliputi semua ilmu, apakah ilmu sosial, ilmu eksakta, ilmu filsafat, dan sebagainya. Sedangkan istilah science (kadang-kadang diartikan ilmu pengetahuan juga), telah mempunyai arti isu tertentu, yang dijelaskan oleh “American Peoples Encyclopedia” sebagai berikut: Apa yang disebut science moderen terdiri atas beberapa cabang ilmu pengetahuan, tiap cabang mempunyai suatu kelompok obyek atau dengan subyek khusus, yang semua itu dapat dikatagorikan dalam tiga bidang utama penyelidikan: matematika, ilmu alam dan ilmu biologi.

Dewasa ini istilah science dipakai dalam arti ketiga bidang pokok di atas. Sedangkan social-science para ahli berbeda pendapat tentang scope dan rnaksudnya. Ada ahli yang berpendapat bahwa social-science meliputi : sejarah, jurisprudence, linguistik dan filsafat. Ada pula ahli lain yang menganggap social-science itu anthropologi-budaya, psikologi sosial, ekonomi, geografi (khususnya demography), ilmu politik, hukum internasional, ilmu perbandingan agama, archeology, business adrninistration, public sociology dan sebagainya. 

Ada baiknya jika kita tetapkan, bahwa social science ialah ilmu-ilmu selain yang tersimpul di dalam ilmu-ilmu eksakta. Pembedaan istilah, pengertian dan scope ilmu pengetahuan seperti diuraikan di atas mengarahkan pada pengertian tentang sistematika ilmu pengetahuan. Para ahli juga berbeda dalam menetapkan sistematika ilmu pengetahuan. Auguste Comte (1798-1875) menetapkan sistematika ilmu berdasarkan tingkat abstaraksinya dan bagaimana kedudukan ilmu itu terhadap ilmu yang lain. Pengetahuan dan penguasaan suatu ilmu harus dapat membantu penelitian dan studi bagi ilmu yang lain dalam rangka seluruh program pendidik untuk menetapkan kurikulum, urutan kurikulum harus berorientasi pada interdependensi antar-ilmu dalam jurusan atau departemen tertentu. Dengan dernikian skala priroritas dalam kurikulurn (sequence of curricu1m) harus menjamin efisiensi studi. Urutan materi (isi) pendidikan bukanlah semata-mata berdasarkan pada tingkat kesukaran bahan pelajaran, melainkan juga peranan dan daya guna ilmu itu bagi tingkat studi selanjutnya, khususnya antar huhungan ilmu yang satu dengan ilmu yang lain. Di samping orientasi pada tujuan pendidikan dan potensi kernatangan murid.

Related Posts
Havid Adhitama
An Licenced Amateur Radio, Travel Enthusiast, Love about Nature, Sosio-Culture And Outdoor Activity.

Related Posts

Post a Comment