VAw4HBTsJIe15camAdLyxmr6Gko2NgDKdvrlkFP2

Proses Perkembangan Pendidikan Dan Kebudayaan

 


Manusia berada dan diciptakan dalam sejarah. Di satu sisi, manusia menentukan perjalanan sejarah tetapi di sini lain, dalam arti khusus, manusia juga diciptakan oleh sejarah. Manusia tidak bisa berada di luar dari sejarah, sebaliknya, ia selalu berada bersama dengan perjalanan sejarah. Selain itu, ia juga menemukan dirinya sebagai “yang bereksistensi” dalam sejarah dan bukan di luar sejarah. Agar perjalanan sejarah dapat bernilai maka, pertama-tama ia harus membuat dirinya bernilai di dalam dan di hadapan sejarah.

Demi pencapaian tujuan inilah maka banyak orang dalam perjalanan sejarah telah terlibat dalam memikirkan, bagaimana membuat diri manusia bernilai, bermoral dan baik sehingga mengakibatkan dunia yang bernilai, bermoral dan baik. Munculah para ahli filsafat. Pertanyaan tentang filsafat dari masa ke masa menimbulkan perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat, sampai menimbulkan muculnya ilmu-ilmu baru; mulai dari teologi dan sampai kepada teknologi.

Salah satu ilmu yang cukup berkembang yaitu pedagogi atau yang sering disebut juga dengan edukasi atau pendidikan. Perkembangan ilmu ini juga sebenarnya telah ada sejak manusia memikirkan tentang dirinya di hadapan dirinyaa, alam, lingkungan dan bahkan Tuhan. Tetapi secara perlahan, menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri, otonom.

Secara umum dapat kita kelompokkan perkembangan pedagogi menjadi 5 jaman: jaman kuno, tua (antik), jaman Kekristenan Awal, jaman pertengahan, jaman moderen dan jaman kontemporer. Di sini kita akan melihat sedikit perkembangan serta tokoh.tokoh yang telah menyumbangkan pemikiran pedadoginya kepada dunia pendidikan.

(Dalam tulisan ini, kita hanya ingin melihat garis besar serta para tokoh pedagogi. Pada kesempatan lain, kita akan melihat secara rinci, perjalanan pemikiran tentang pedagogi dalam usaha mendidik manusia pada setiap jaman).

Sedangkan Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan adalah milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang disebarkan kepada anggota-anggotanya dan diwariskan kepada generasi berikutnya  melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia).

Dan dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama. Munculnya budaya juga dipengaruhi karena adanya sebuah interaksi.

Adapun syarat-syarat terjadinya interaksi ialah:

Adanya kontak sosial

Bisa diartikan kontak berarti bersama - sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologis, kontak merupakan gejala sosial. Jadi, kontak sosial merupakan aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki makna bagi si pelaku dan si penerima, dan si penerima membalas aksi itu dengan reaksi. Kita juga bisa membedakan kontak dengan cara, sifat, bentuk, dan tingkat hubungannya.

Komunikasi

komunikasi adalah tindakan seseorang menyampaikan pesan terhadap orang lain dan orang lain itu memberi tafsiran atas sinyal tersebut serta mewujudkannya dalam perilaku. Dari uraian di atas, tampak bahwa komunikasi hampir sama dengan kontak. Namun, adanya kontak belum tentu berarti terjadin komunikasi. Komunikasi menuntut adanya pemahaman makna atas suatu pesan dan tujuan bersama antara masing - masing pihak. Dalam berkomunikasi kita juga mengenal 4 unsur yaitu pengirim, penerima, pesan, dan umpan balik (feedback).

Related Posts
Havid Adhitama
An Licenced Amateur Radio, Travel Enthusiast, Love about Nature, Sosio-Culture And Outdoor Activity.

Related Posts

Post a Comment